Sunday, November 29, 2020

The Grand Design - Stephen Hawking

Buku ini sangat menarik untuk dibaca bagi orang-orang yang suka dengan cara berfikir ilmiah. Karena buku ini mengupas hal-hal dasar yang sering dipertanyakan terutama yang berkaitan dengan alam semesta yang kita tinggali ini. "Kapan dan bagaimana alam semesta bermula?" itu adalah pertanyaan yang langsung tercantum pada cover bukunya. Buku ini jelas adalah tipikal buku sains populer, dan ditunjukkan untuk orang-orang awam bukan hanya untuk orang-orang yang menggemari ilmu fisika teoritik. Bahasa yang digunakan proporsional, walaupun buku ini dikategorikan sebagai buku sains populer yang berkaitan dengan fisika, tapi didalamnya tidak banyak digunakan istilah-istilah fisika yang kemungkinan akan sulit dipahami oleh orang awam. Jadi, buku ini jelas untuk semua orang bukan hanya untuk kaum tertentu saja.

 


Alur penjelasannya itu sistematis atau berurutan sehingga membantu kita dalam memahami apa ide pokok dari yang ingin disampaikan oleh buku ini. Yang jelas, jika anda adalah tipe orang yang suka dengan memahami teka-teki anda cocok untuk membaca buku ini. Tentunya teka-teki disini maksudnya adalah teka-teki untuk memecahkan semua misteri yang belum terjawab secara tuntas selama peradaban manusia berlangsung.  Buku ini memaksa kita untuk merenungi sesuatu secara filosofis, dengan alur berfikir yang sesuai dengan logika. Yaitu logika yang sesuai dengan kaidah sains, atau yang biasa kita sebut dengan metode ilmiah. Dapat dipahami bahwa walaupun buku ini adalah sains populer untuk semua orang, belum tentu kepala semua orang cocok untuk membaca buku ini. Dikarenakan hal yang dibahas dibuku adalah sesuatu yang bisa dibilang cukup berat seperti bagaimana hakikat penciptaan dalam alam semesta ini. 

Seperti itulah gambaran umum dari buku terkenal dari Stephen Hawking ini. 

REVIEW ISINYA

Bab awal buku ini bercerita tentang misteri keberadaan. Argument yang disampaikan tentu saja adalah menyindir cara berfikir manusia. Bahwa manusia itu berfikir dengan cara menggunakan "akal sehat"  yang biasanya adalah bias. Bias dalam arti akal sehat yang sering kita gunakan bersadar pada pengalaman kehidupan sehari-hari manusia. Pandangan inilah yang kita sebut dengan pandangan klasik karena hal inilah cara yang biasa diguanakan dalam cara berfikir manusia.

Kembali ke masa lalu dengan mengingat sejarah bagaimana manusia berfikir tentang hakikat keberadaan.  Dimana zaman nenek moyang berfikir tentang banyak hal secara filosofis. Namun jika berbicara zaman sekarang, filosofi bisa dikatakan sudah mati karena tidak mengimbangi kemajuan dari sains modern terutama ilmu fisika. Jadi secara umum tujuan buku ini adalah memberi jawaban atas semua itu yang didukung penemuan terbaru dan kemajuan teoritis. 

Menurut konsep tradisional dari alam semesta, benda bergerak sepanjang jalur yang tertera jelas dan punya sejarah yang tentu. Kita dapat mencari posisi tepat benda pada tiap saat sepanjang waktu. Walau penjelasan itu cukup ampuh untuk keperluan sehari-hari, pada 1920-an didapati bahwa gambaran "klasik" tersebut tidak dapat menerangkan perilaku ajaib yang teramati pada skala keberadaan atom dan sub-atom. Sehingga diperlukan suatu kerangka berbeda, yang dari sinilah awal mula dari munculnya fisika kuantum. Teori-teori kuantum terbukti luar biasa terbukti akurat dalam menetukan jalannya peristiwa pada skala tersebut, sambil kembali menghasilkan perkiraan dari teori klasik terdahulu apabila diterapkan kepada dunia makroskopiskehidupan sehari-hari. Namun fisika kuantum dan klasik didasarkan kepada konsep kenyataan fisik yang amatlah berbeda.